TUGAS
1 :
BAGIAN
2
PENGAMATAN TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
A.
PENDAHULUAN
Lepidoptera termasuk kedalam classis Insecta yang merupakan
bagian dari phyllum Arthropoda. Insecta merupakan grup terbesar
dari kingdom Animalia karena memiliki keanekaragaman yang tinggi. Classis
Insecta memiliki ciri berkaki 6, memiliki sepasang antena, tubuh
berbuku-buku (bersegmen-segmen), dengan kepala, thorax, dan abdomen dapat
dibedakan.
Kata Lepidoptera berasal dari nama latin lepido- yang berarti sisik dan nama Yunani –pteron
(jamak: -ptera) yang berarti sayap, sehingga Lepidoptera berarti
kelompok serangga yang mempunyai sayap bersisik (Peggie, 2014). Lepidoptera
atau kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki dua pasang sayap dan alat
penghisap makanan yang berupa proboscis atau belalai yang menggulung.
Lepidoptera memiliki ciri utama yaitu memiliki sisik-sisik kecil,
lebar dan pipih pada sayapnya dan rambut-rambut lebar yang menyerupai sisik
pada tubuhnya. Sisik-sisik ini sering berwarna-warni dan terkadang warnanya
cerah (Sutrisno dan Darmawan, 2010).
Kupu-kupu merupakan bagian dari biodiversitas yang harus dijaga kelestariannya.
Kupu-kupu memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia. Secara ekologis
kupu-kupu memberikan sumbangan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan
memperkaya biodiversitas. Indonesia
mempunyai berbagai macam keanekaragaman hayati melimpah.
Keanekaragaman
hayati adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan ekosistem dan berbagai
bentuk hewan, serta tanaman di dunia, oleh karena itu untuk mengetahui
ciri-ciri fisik seperti bentuk tubuh, warna, kebiasaan hidup dan ukuran tubuh
perlu dilakukan identifikasi melalui pengamatan.
Selain
burung, serangga juga mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan
ekosistem lingkungan. Kupu-kupu merupakan serangga terbang, yang mengalami
metamorfosa sempurna karena dimulai dari telur, larva, pupa/kepompong, dan dewasa.
Penyebaran jenis kupu-kupu dibatasi oleh faktor-faktor geologi dan ekologi yang
cocok, sehingga terjadi perbedaan keragaman jenis kupu-kupu. Perbedaan ini
disebabkan adanya perbedaan salah satunya adalah iklim. Indonesia mempunyai
beragam jenis kupu-kupu iklim tropis.
B.
SIKLUS HIDUP
Kupu-kupu
adalah serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (holometabola) atau
serangga yang melalui stadium telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago
(dewasa). Berikut adalah penjabarannya :
·
Telur
Kupu-kupu dari familia Papilionidae
umumnya meletakkan telur satu persatu pada tanaman inang, walaupun ada juga species
dari Papilionidae ini yang meletakkan telurnya secara bersusun, misalnya Papilio
demolion. Opler dan Strawn, dalam Rouly mengatakan bahwa kupu-kupu betina
meletakkan telurnya pada daun, tangkai, atau bagian-bagian lain dari tanaman
yang nantinya akan digunakan sebagai makanan larva. Telur kupu-kupu berukuran
1-2 mm, warna dan bentuknya beragam, ada yang setengah bulat, spiral, oval, dan
bulat.
Masa
stadium telur berbeda-beda pada tiap jenis kupu-kupu. Jumlah telur yang dihasilkan betina kupu-kupu sangat menentukan kelestarian hidup
kupu-kupu itu sendiri. Apabila jumlah yang dihasilkan sangat banyak, maka
kemungkinan kupu-kupu yang tersedia di alam juga banyak. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelestarian species
kupu-kupu tidak hanya dilihat dari banyaknya telur yang dihasilkan, melainkan
ada ancaman alami yang harus dihadapi kupu-kupu seperti adanya pemangsa dan parasite yang tentunya hanya
menyisakan sedikit telur yang akan berhasil menetas hingga tahap larva, pupa,
dan
imago.
·
Larva
Larva dikenal juga sebagai ulat. Fase larva
adalah fase makan yang sangat aktif dan intensif serta berkembang yang ditandai
dengan adanya pergantian kulit atau dikenal juga sebagai molting. Setiap
tahap antara satu molting dengan molting berikutnya dinamakan
instar. Warna pada setiap instar ini dapat saja berbeda dengan instar
selanjutnya. Warna ulat ada yang cerah menarik perhatian, tetapi kebanyakan
berwarna hijau atau coklat.
Hal ini nampaknya merupakan salah satu
strategi dari larva untuk menghindari pemangsa. Ada juga ulat yang berwarna
terang menarik perhatian sebagai tanda. bahaya
(warning colouration) karena ternyata warna terang ini bertujuan untuk
mengingatkan pemangsa bahwa larva tersebut beracun. Banyak larva dari species
kupu-kupu yang berbeda dilengkapi dengan bulu atau duri pada permukaan
tubuhnya.
Setiap jenis larva memiliki bentuk, warna,
dan bulu ulat yang berbeda dan memakan pakan yang berbeda pula. Morfologi larva
kupu-kupu adalah bentuk tubuh umumnya silindris dan terdiri atas chepal,
thorax, dan abdomen. Pada chepal ada mata dan alat mulut yang
kuat. Tipe alat mulut larva kupu-kupu ini menggigit
dan mengunyah (chewing mouthpart). Ada tiga pasang tungkai yang pendek
pada thorax, ada empat pasang prolegs atau dikenal sebagai kaki
semu pada ruas ke-3 sampai ruas ke-6 abdomen yang berjumlah lima pasang, dan
juga ada kaki semu pada
bagian ujung abdomen (anal proleg).
·
Pupa
Stadium
pupa adalah fase istirahat setelah larva tumbuh sempurna dan telah berhenti
makan. Pupa dibungkus dalam krisalis dan tidak akan bergerak selama proses
perubahan menjadi kupu-kupu dewasa. Pada fase pupa masing-masing larva memiliki
kelenjar sutera yang akan membantu mengaitkan tubuhnya ketika menjadi pupa pada
batang, ranting, atau daun.
Di dalam tubuh yang seolah-olah diam dan
istirahat ini, terjadi proses perubahan yang besar sehingga akan terbentuk
kupu-kupu dewasa yang siap keluar dari kulit pupa. Pupa umumnya berwarna hijau
atau coklat. Warna hijau atau coklat ini merupakan mekanisme pertahanan diri
larva dari pemangsa (dengan menyerupai warna tumbuhan inangnya) sebagai salah
satu mekanisme pertahanan.
Kematian kupu-kupu sering terjadi
pada stadium pupa. Pupa dapat mudah terinfeksi oleh hewan parasit. Hewan
parasit ini akan menusuk tubuh pupa lalu bertelur didalamnya. Perlahan-lahan
pupa akan mati ketika telur hewan parasit tersebut berhasil menetas dan memakan
tubuh (isi) pupa
·
Imago
Kupu-kupu
yang akan keluar dari pupa dipengaruhi oleh faktor abiotik seperti kelembaban
udara, suhu udara, dan cahaya matahari. Munculnya kupu-kupu umumnya tidak lama
setelah matahari terbit atau biasanya pada siang hari. Hal ini untuk membantu
proses pengeringan sayap kupu-kupu agar kupu-kupu dapat langsung terbang untuk
mencari makan.
Keluarnya
kupu-kupu dari dalam pupa diawali dengan spirakel yang dimiliki oleh kupu-kupu
dihubungkan dengan tabung pendek sebagai bukaan atau sebagai ventilasi pada
krisalis pupa. Ventilasi ini berguna untuk mengambil udara dengan menggunakan
tabung pendek yang dihubungkan dengan spirakel pada kupu-kupu. Masuknya udara
kedalam tubuh pupa memungkinkan kupu-kupu untuk memompa tubuhnya yang
menyebabkan cangkang pupa sobek tepat di belakang kepala.
Setelah
berhasil mengeluarkan bagian chepal-nya kupu-kupu kemudian akan memaksa
tubuhnya untuk keluar dengan menggunakan kakinya untuk menarik semua bagian
tubuhnya keluar dari krisalis pupa. Setelah semua tubuhnya keluar, kupu-kupu
akan menetap dan hampir tidak bergerak untuk beberapa menit. Selama keadaan
diam tersebut kupu-kupu memompa darah ke dalam pembuluh darah yang ada pada
sayap agar sayap dapat merentang. Kupu-kupu kemudian akan bergerak untuk
membantu mempercepat proses pengeringan sayapnya.
Sebelum
terbang, kupu-kupu akan membuang hasil metabolisme tubuhnya dengan mengeluarkan
cairan dari abdomennya. Kupu-kupu jantan biasanya akan langsung terbang sesaat
setelah sayapnya mengeras, namun kupu-kupu betina cenderung untuk tinggal
terlebih dahulu pada pupa tempat munculnya.
Kupu-kupu
memiliki 4 sayap, yaitu dua sayap pada bagian depan dan dua sayap pada bagian
belakang. Pada sayap terdapat venasi yang membuat pola dan berbeda pada setiap speciesnya
sehingga dapat digunakan untuk mengenali jenis kupu- kupu. Venasi sayap juga
berfungsi untuk memompa darah keseluruh bagian sayap untuk membuat sayap
hangat.
C. HABITAT LEPIDOPTERA
Kupu-kupu
dapat dijumpai pada hampir semua tipe habitat jika ada tanaman inang yang
sesuai untuk jenis-jenis kupu-kupu tersebut. Ada tempat-tempat yang memiliki
jenis kupu-kupu yang hanya terdapat disana, yang dikenal sebagai jenis endemik.
Umumnya pembatasan ini terjadi karena lokasi geografis dan isolasi genetika
(Peggie dan Amir, 2006) serta seleksi habitat (Campbell, 2004). Kupu-kupu juga
dapat ditemukan pada berbagai jenis hutan ataupun kebun.
Tentunya
keanekaragaman dan diversitas tertinggi dijumpai di hutan primer yang menjadi
habitat bagi banyak tumbuhan yang menjadi penyedia pakan bagi kupu-kupu. Area
tepi hutan dan tepi sungai sering menjadi lintasan terbang kupu-kupu. Ada juga
tempat yang dirancang khusus sebagai taman kupu-kupu.
Selain
di habitat hutan dan taman kupu-kupu, kupu-kupu juga dapat ditemukan di sekitar
rumah. Jika pada pekarangan rumah terdapat tumbuhan berbunga dan tumbuhan yang
menjadi pakan ulat, maka halaman rumah juga dapat dikunjungi berbagai species
kupu-kupu (Peggie, 2014).